• Home
  • About
  • Contact
  • Sitemap
  • Disclaimer
  • Privacy Policy
  • Advertise

Masjid As-Sunnah Coblong

  • Home
  • Category 1
  • Category 2
  • Category 3
  • Category 4
  • Category 5
  • Dropdown Menu ▼
    • Menu 1
    • Menu 2
    • Menu 3
  • Other
Home → Arsip untuk Februari 2019
Profil Masjid

Profil Masjid

Masjid As-Sunnah Coblong
18.42
Profil Masjid As-Sunnah Coblong

Alamat : Jl. Sadang Luhur No. 1F RT.02/RW.15, Kel. Sekeloa, Kec. Coblong, Kota Bandung

No. Kontak : (022) 2509737/ 0821-1819-2317
Kajian Sabtu Shubuh

Kajian Sabtu Shubuh

Masjid As-Sunnah Coblong
18.32
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum'at dari Pkl. 14.00-15.30 WIB (shalat ashar berjam'ah). selain itu ada juga kajian sabtu shubuh yang biasanya dibimbing langsung oleh al-Ustadz Ari mengenai Tafsir Al-Qur'an, berikut salah satu kajiannya.

https://www.youtube.com/watch?v=0Xc7gF9Ost4&t=94s
Kajian Jum'at Ke-4

Kajian Jum'at Ke-4

Masjid As-Sunnah Coblong
18.23
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum'at dari Pkl. 14.00-15.30 WIB (shalat ashar berjam'ah).

Kajian jum'at ke-3 biasanya di isi dengan kajian Tahsin Al-Qur'an yang di bimbing langsung oleh al-Ustadz Salman Zakaria Tho'at. berikut salah satu kajiannya.

https://www.youtube.com/watch?v=ljCb3Pwe0bM&t=28s
Kajian Jum'at Ke-3

Kajian Jum'at Ke-3

Masjid As-Sunnah Coblong
18.20
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum'at dari Pkl. 14.00-15.30 WIB (shalat ashar berjam'ah).

Kajian jum'at ke-3 biasanya di isi dengan kajian yang diselenggarakan langsung oleh PC Persistri Coblong dengan Muballighot yang ditentukan oleh PD Persistri Kota Bandung disetiap bulannya.
Kajian Jum'at Ke-2

Kajian Jum'at Ke-2

Masjid As-Sunnah Coblong
18.13
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum'at dari Pkl. 14.00-15.30 WIB (shalat ashar berjam'ah).

Kajian jum'at ke-2 biasanya di isi dengan kajian yang diselenggarakan langsung oleh PC Persis Coblong dengan Muballigh yang tidak ditentukan disetiap bulannya, berikut adalah salah satu kajiannya, dengan Muballigh al-Ustadz Dr. H. Komarudin Shaleh, M.Ag dengan Tema Zaman Milenial.

https://www.youtube.com/watch?v=apKeR1myBsU
Kajian Jum'at Ke-1

Kajian Jum'at Ke-1

Masjid As-Sunnah Coblong
18.05
Bismillaahirrohmaanirrohiim

Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum'at dari Pkl. 14.00-15.30 WIB (shalat ashar berjam'ah).

Kajian jum'at ke-1 biasanya di isi dengan kajian Tafsir Tematik yang di bimbing oleh al-Ustadz Iyus Kurnia, berikut adalah salah satu kajiannya, dengan tema Tafsir Surat At-Takatstsur.

https://www.youtube.com/watch?v=xGt4rHiutrU

Al-Fatihah

Masjid As-Sunnah Coblong
16.36
Al Fatihah


بِاِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيمِ#الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ#الرَّحْمَانِ الرَّحِيمِ#مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ#إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ#اهْدِنَا الصِّرَاطَ الْمُسْتَقِيمَ#صِرَاطَ الَّذِينَ أَنْعَمْتَ عَلَيْهِمْ غَيْرِ الْمَغْضُوبِ عَلَيْهِمْ وَلَا الضَّالِّينَ . الفاتحة: 1-7

Dengan nama Allah yang Maha Pengasih lagi Penyayang. Segala puji bagi Allah yang mengurus seluruh alam. Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Yang merajai pada hari pembalasan. hanya kepada-Mu kami menyembah dan hanya kepada-Mu kami meminta tolong. Tunjukkanlah kepada kami ke jalan yang lurus. Yaitu jalannya orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepada mereka, bukan yang Engkau murkai dan bukan pula jalan mereka yang sesat. Q.S. Al Fatihah 1-7
Surat ini turun di Mekkah, memiliki tujuh ayat, dua puluh lima kalimat, dan seratus tiga belas huruf. Ibnu Katsir I : 8. Selain itu surat ini memiliki beberapa nama sebagai berikut :

1. Fatihatul Kitab. Dinamai Fatihatul Kitab, atau yang sering dikenal orang surat Al Fatihah, karena Al Quranul Karim yang agung ini dimulai dengan surat Fatihatul Kitab/Al Fatihah yang artinya pembuka. Dan perlu diketahui, penyusunan surat dalam Al Quran bukan ditentukan oleh sebab turunnya ayat terlebih dahulu, akan tetapi sudah ditentukan oleh Nabi kita sendiri Muhammad saw. sesuai wahyu dari Allah swt.

2. Ummul Kitab. Dinamai Ummul Kitab, yang berarti induk Al Quran, karena surat ini mencakup aspek global bagi Al Quran. Seperti di dalamnya terdapat pujian bagi Allah Azza wa Jalla, penetapan tauhid, perintah ibadah serta larangan, permintaan hidayah serta ketetapan iman, menceritakan kisah umat-umat terdahulu, dan lain sebagainya.

3. As Sab'ul Matsani. Dinamai As Sab'ul Matsani yang bermakna tujuh ayat yang diulang, karena surat ini memiliki tujuh ayat yang selalu diulang-ulang dalam shalat. Seorang yang shalat harus membacanya disetiap raka'at dalam shalat. Dan ini relevan dengan sebuah riwayat dari sahabat Abu Hurairah, Ibnu Abbas, dan Abu Ziad bin Abu Maryam, mereka manafsirkan ayat Quran surat Al Hijr : 80 : Dan sungguh Kami telah memberi padamu sab'an minal matsani

Yang dimaksud sab'an minal matsani pada ayat ini adalah Al Fatihah. Fathul Bari IX : 7 dan 294

4. Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin. Dinamai Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin karena Nabi saw. sendirilah yang pernah menyebut hal itu. Beliau berkata kepada Abu Sa'id Al Mu'alla, "Pastilah aku ajarkan kepadamu satu surat yang paling agung dalam Al Quran. Beliau bersabda, 'Alhamdulillahi Rabbil 'Alamin, dia adalah As Sab'ul Matsani dan Al Quranul 'Adzim yang diberikan Allah kepadaku'". Fathul Bari IX : 5

5. Al Quranul Adzim, 6. Ummul Quran, 7. Asyifa, 8. Al Kafiyah, 9. Al Wafiya, 10. Al Asas, 11. As Shalat, 12. Ar Ruqyah, 13. Ash Syukru, 14. Al Kanzu, 15. Ad Du'a, dan 16. Asy Syafiyah. Fathul Bari VIII : 198, Ash Shabuni I : 14, Al Qurtubi I : 111-113

Keutamaan Al Fatihah

Di dalam hadis riwayat Al Bukhari diterangkan, Abu Sa'id Al Mu'alla r.a. berkata, "(Ketika) aku sedang shalat di mesjid, Rasulullah saw. memanggilku dan aku tidak menjawabnya hingga menyelesaikan shalatku. Kemudian aku menemuinya, lalu Rasulullah saw. bersabda, 'Apa yang menghalangimu untuk mendatangiku?' Aku menjawab, 'Ya Rasulullah, sesungguhnya aku sedang shalat.' Beliau bersabda, 'Bukankah Allah swt. berfirman, 'Hai orang-orang yang beriman jawablah/penuhilah Allah dan RasulNya apabila Ia memanggilmu, untuk sesuatu yang akan menghidupkanmu.' (Q.S. Al Anfal : 24) 

Kemudian Nabi saw. bersabda, Aku akan mengajarkan satu surat yang paling agung dalam Quran sebelum kamu keluar dari masji.' Kemudian beliau memegang tanganku. Tatkala beliau hendak keluar, aku berkata, 'Bukankah engkau berkata bahwa aku (Nabi) akan mengajarkan satu surat yang paling agung dalam Quran.' Beliaupun menjawab, 'Alhamdulillahi Rabbil Alamin, dia adalah As Sab'ul Matsani, Al Quranul Adzim yang diberikan Allah kepadaku'". Fathul Bari IX : 5, Al Musnad IV : 122.

Yang dimaksud Alhamdulillah, As Sab'ul Matsani, dan Al Quranul Adzim pada hadis di atas adalah Al Fatihah

Ahkamusy Syar'iyyah
Apakah Bismillahirrahmanirrahim termasuk surat Al Fatihah?

Menurut hemat kami bahwa Bismillah merupakan bagian dari Al Fatihah. Lihatlah keterangan-keterangan di bawah ini :

Dari Qatadah r.a. berkata, "Anas di tanya, 'Bagaimana bacaan (qira'ah) Nabi saw. itu?' Ia menjawab, 'Qira'ah Nabi itu mad (panjang); beliau memanjangkan Bismillaah mamanjangkan Ar Rahmaan dan memanjangkan Ar Rahiim. Fathul Bari IX : 111

Dari Ummu Salamah beliau berkata, "Rasulullah saw. apabila membaca, memotong bacaan satu ayat satu ayat; bismillahirrahmanirrahim, alhamdulillahirabbil 'alamin, arrrahmanirrahim, malikiyaumiddin". H.R. Ad Daruqutni I : 313

Dari Abu Hurairah r.a., dari Nabi saw., sesungguhnya beliau bersabda, "Alpabila kamu membaca (surat) alhamdulillahirabbil 'alamin maka bacalah bismillahirrahmanirrahim. Karena Alhamdulillahirabbil 'alamin adalah Ummul Quran, Ummul Kitab, dan As Sab'ul Matsani, sedangkan bismillahirrahmanirrahim adalah salah satu dari ayatnya". H.R. Ad Daruqutni I : 312

Dengan keterangan di atas jelaslah bahwa Bismillahirrahmanirrahim termasuk salah satu dari surat Al Fatihah sebagai ayat yang pertama. Sebab tidak mungkin Nabi saw. memulai surat Al Fatihah dengan membaca bismillahirrahmanirrahim, kalau Basmalah itu tidak termasuk ayat dari surat Al Fatihah. Apalagi di dalam riwayat Ath Thabrani dan Ad Daruqutni diterangkan bahwa Rasul menjaharkan bacaan Bismillahirrahmanirrahim (dalam shalatnya).

Adapun sebagian orang yang berpendapat bahwa Basmalah itu tidak termasuk ayat Al Fatihah, berdasarkan dalil-dalil di bawah ini :

Dari Aisyah r.a., ia mengatakan, "Rasulullah saw. memulai shalatnya dengan takbir dan qira'ahnya (bacaannya) dengan Alhamdulillahirabbil 'alamin". H.R. Muslim

Dari Anas r.a., ia mengatakan, "Saya shalat di belakang Nabi saw.. Abu Bakar, Umar, dan Usman, mereka memulai bacaannya dengan alhamdulillahirabbil 'alamin". H.R. Al Bukhari dan Muslim : 187

Hadis di atas tidak bisa dipaham atau tidak menunjukkan bahwa Bismillah tidak termasuk ayat Al Ftihah, sebab surat Al Fatihah tidak akan dikatakan As Sab'ul Matsani (tujuh ayat yang diulang) kalau Bismillah tidak termasuk salah satunya. Fathul Bari VIII : 200

Adapun maksud hadis di atas bahwa maksudnya, beliau memulai bacaannya dengan alhamdulillahirabbil 'alamin adalah Al Fatihah karena alhamdulillahirabbil 'alamin termasuk salah satu nama dari surat ini (lihat keterangan di atas).

Ada keterangan lain riwayat Muslim I : 187, bahwa Rasulullah saw. mensirkan bacaan Bismillah, tidak memperdengarkannya, tidak menyebut, dan pernyataan Anas (ia tidak mendengarnya). Adanya keterangan-keterangan inipun tidak menunjukkan dengan pasti bahwa Bismillah tidak termasuk ayat Al Fatihah.

Dengan demikian tidak ada keterangan yang jelas dan sharih yang menerangkan bahwa Bimillah tidak termasuk surat Al Fatihah.

Kesimpulan

Hujjah yang kuat bahwa Bismillah itu adalah sebagian dari Al Fatihah, berdasarkan selain keterangan di atas, juga dengan ditetapkannya penulisannya pada mushaf atau Al Quran, yang kemudian naskah-naskah selanjutnya dibagikan oleh ketiga khalifah ke pelbagai negara.

Sesungguhnya, pada hakikatnya soal bismila semacam ini tidak layak diperselisihkan lagi. Sebab, apabila Bismillah tidak diakui bagian dari Al Fatihah, berarti mengakui tambahan dalam Al Quran yang mestinya tidak ada. (Istifta Ust. Abdurrahman hal 31-32) 

Wallahu 'alam bis shawab.
Memegang tangan kanan diatas tangan kiri

Memegang tangan kanan diatas tangan kiri

Masjid As-Sunnah Coblong
20.23
MEMEGANGKAN TANGAN KANAN DI ATAS TANGAN KIRI

Hukum Menyimpan Tangan Kanan di atas Tangan Kiri

Dari Abu Hazim dari Sahl bin Saad, ia berkata,”Keadaan orang-orang diperintah agar menyimpan tangan kanan di atas hasta kirinya. Dan Abu Hazim berkata dan saya tidak mengetahui hal itu selain datang dari Nabi saw. (marfu)". H.R.Ahmad dan  AlBukhari
Kata “yu’maruna” (diperintah) menunjukan atas wajibnya menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri dan tidak boleh sebaliknya. Suatu ketika Ibnu Mas’ud shalat lalu ia menempatkan tangan kiri di atas tangan kanannya

Dari Ibnu Mas’ud bahwa ia pernah shalat dan menyimpan tangan kiri di atas tangan kanannya, maka hal itu terlihat oleh Rassulullah saw., Maka Rasulullah saw menyimpan tangan kanan di atas tangan kirinya " H.R. Abu Daud, An-Nasai dan Ibnu Majah

Jika diperhatikan, ternyata banyak cara yang dilakukan, antara lain ada yang memegangkan tangan kanan di atas tangan kiri di tengan-tengah hasta, ada yang memegangkan tangannya pada sikut, ada pula yang memegangkan tangan kanan pada pergelangan tangannya, bahkan ada juga yang sekedar menempelkan bukan memegangkan tangan kanan pada tangan kirinya. Dalam hal ini perlu dicari kejelasan apakah yang dimaksud itu seluruhnya atau bagian tertantu dari hasta itu karena makna hasta adalah dari ujung jari sampai sikut.

Kata-kata wadha’a bermakna menyimpan, tetapi dalam hal ini maknanya adalah memegangkan. Hal ini diterangkan oleh Imam Asy Syaukani bahwa kawan-kawan Imam Asy-Syafi’i menegaskan :

Ia memegangkan tanan kanan kepada tangan kiri, sebagian pergelangan serta saidnya (bagian tagan dekat pergelangan)

Dari Wail bin Hujr, bahwa ia melihat Nabi saw mengangkat kedua tangannya ketika mulai shalat kemudian memelipatkan lengan bajunya dan menyimpan tangan kanan di atas tangan kirinya...." -H.R.Ahmad dan Muslim- di Dalam riwayat lain dari Ahmad dan Abu Daud dikatakan,” Kemudian Ia menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri, pergelangan, dan sa’id (bagian lengan dekat pergelangannya)”.
Pada hadis lain masih dari sahabat Wail bin Hujr diterangkan:
Ia (Nabi saw.) menyimpan tangan kanan di atas tangan kirinya dekat dari pergelangannya. (H.R.At-Tabrani)

Asy Syaukani menerangkan bahwa yang dimaksud adalah memegangkan tangan kanan pada pergelangan tangan kiri, sebagian punggung tangan kiri serta sebagian sa’id. dan ”Hadis ini menunjukan disyari’atkannya menyimpan  tangan kanan pada punggung tangan kiri, serta hal ini telah menjadi pegangan para ulama jumhur. Nailur Authar,II : 193

Makna  'Alas Shadri  (di atas dada)
Tentang hal ini banyak sekali praktek yang telah kita saksikan antara lain meyimpan tangan kanan di atas tangan kiri di bawah pusar atau di atas pusar atau di atas dada dekat lehernya, bahkan di samping seolah-olah menutup bagian lambung kiri.

Tentang ‘alash shadri hadisnya sebagai berikut:

Dari Wail bin Hujr, ia berkata,”Saya shalat bersama Rasulullah saw. Maka saya melihat ia menyimpan tanagan kanan di atas tangan kirinya pada dadanya". H.R.Ibnu Khuzaimah
Kata-kata ash-shadr artinya dada, ada yang mengartikan diatas dada itu dengan leher, entah bagaimana jadinya karena hadis lain riwayat Abu Daud menerangkan:

Kemudian ia (Nabi) menekankan kedua tangan itu
Kata-kata ‘alash shadri belum didapatkan keterangan yang lebih spesipik karena dalam pengertian kita arti dada adalah rongga dada. Oleh karena itu marilah kita perhatikan praktek sahabat yang senan tiasa melihat shalat Nabi saw. Pada sebuah riwayat dari shahabat Abu Jarir Ad-Dabbi yang ia terima dari ayahnya ia mengatakan,”

Saya melihat  Ali bin Abi Thalib memegangkan tangan  kiri dengan tangan kanannya di atas pusar. H.R.Abu Daud

Dengan keterangan ini jelaslah bahwa yang di maksud dada ialah dada bagian bawah alias ulu hati. Hal ini sangat mudah diterima karena jika dada bagian atas sudah mempunyai nama tersendiri yaitu tsadyun (susu) dan terlalu bawah pun namanya sudah perut.
Hadis ini berderajat hasan dan benar apabila dijadikan batasan untuk kata-kata ash-shadr. Selain itu di dalam Al-Quran apabila didapatkan kata-kata ash-shadr biasanya artinya adalah hati. Wallahu a’lam.
Memang didapatkan riwayat lain berupa fatwa sahabat Abu Huraerah, ia berkata,”

 Memegangkan tangan di atas tangan itu di bawah pusar. H.R.Abu Daud
Riwayat ini sangat lemah alias dha’if sebab pada sanadnya terdapat rawi yang bernama Abudurrahman bin Ishaq.

Tentang rawi ini Ahmad bin Hanbal menyatakan kelemahannya. Sedangkan Al Bukhari menyatakan," rawi ini (fihi nadhor) Terdapat kritikan ". Sedangkan Imam An-Nawawi menyatakan, “Rawi ini daif berdasarkan kesepakan (para ahli) ".

Jadi, memegangkan tangan kanan di tatas tangan kiri adalah dengan memegang pergelangan tangan kiri agar sebagian said dan kaf (tangan) terpegang serta diletakkan pada dada bagian bawah alias ulu hati dengan sedikit tekanan

Bukan Bagian dari Tkbiratul Ihram
Menyimpan tangan kanan di atas tangan kiri bukan bagian dari takbiratul ihram, itu sebabnya para ulama senantiasa memisahkan pembahasan di antara keduanya. Maka apabila seorang makmum yang masbuk, mendapatkan imam sedang ruku atau sujud, hendaklah ia bertakbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya tanpa menyimpan tangan kanan di atas tangan kirinya terlebih dahulu dan langsung mengikuti posisi imam. Hal ini diterangkan di dalam hadis hadis sebagai berikut

Dari Abu Huraerah, ia mengatakan,”Rasulullah saw telah bersabda,’Apabila kamu berdiri untuk shalat maka sempurnakanlah wudhu kemudian menghadaplah ke kiblat dan ber-takbir-lah. H.R.Muslim

Diterima dari Ibnu Umar, ia berkata," keadaan Rasulullah saw. apabila berdiri memulai shalat, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan kedua pundaknya kemudian mengucapkan Allahu Akbar". H.R.Mutaafaq Alaih

Dan di dalam hadis lain lebih jelas diterangkan
Dari Ali bin Abu Thalib dari Rasulullah saw. Bahwa apabila bendiri shalat wajib beliau bertakbir dan mengangkat kedua tangannya sejajar dengan bahunya, beliau melakukan seperti itu ketika selesai qiraahnya dan apabila hendak ruku. Dan melakukannya lagi apabila bangkit dari ruku, dan tidak melakukan demikian pada shalatnya ketika duduk. Lalu apabila bangkit dari dua rakaat beliau mengangkat kedua tangannya.” H.R. Ahmad, Abu Daud dan At Tirmidzi

Jadi bagi makmum yang masbuk, ia telah terkena ketentuan berjamaah setelah selesai melakukan takbiratul ihram dengan mengangkat kedua tangannya, itulah makna miftahus shalat (pembuka shalat) dan itulah makna berjamaah shalat.  Sabda Rasulullah saw. :

Dari Abu Musa, ia mengatakan,”Rasulullah saw mengkhotbahi kami, maka ia menerangkan sunah-sunah kami dan mengajarkan shalat kami, ia bersabda,’Apabila kamu shalat maka lurus rapihkanlah shaf dan menjadi imamlah seorang di antara kamu. Apabila imam takbir maka takbirlah, apabila imam menbaca maka diam dan simaklahlah dan apabila imam membaca gairil maghdhubi ‘alaihim waladh dhalin maka ucapkanlah aamiin, tentu Allah akan mengijabah kamu sekalian, dan apabila imam takbir dan ruku maka takbir dan ruku’lah,... dan apabila imam takbir dan sujud maka takbir dan sujudlah...” H.R. Ahmad, Muslim, An Nasai dan Abu Daud

Wallahu a'lam
Oleh: KH. Wawan Shafwan Shalehuddin

TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN

Masjid As-Sunnah Coblong
17.58
TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN



Takbir adalah mengucapkan Allahu akbar yang artinya menyatakan dan mengakui keMaha Agungan Allah. Saperti tahlil menyanyatakan tiada tuhan selain Allah, Tasbih menyatakan kamaha sucian Allah. Oleh karena itu seseorang belum benar-benar tahlil apabila ia masih menyekutukan Allah, Demikian pula ucapan takbir, sangat besar dosa orang yang bertakbir tetapi dadanya masih penuh kesombongan apalagi bahwa segala sesuatu itu harus terwujud sesuai keinginan dirinya.

Dan jaganlah kamu berjalan di bumi ini dengan sombong, karena sesungguhya kamu tidak akan menembus bumi dan tidak akan setinggi gunung. Q.S. AlIsra' : 37

Ihram artinya mengharamkan sesuatu yang asalnya halal. jadi, takbiratul ihram itu mengucapkan Allahu akbar untuk menyatakan dan mengakui keMaha Agungan Allah yang sekaligus masuk kepada suatu ibadah dan mengharamkan beberapa amalan yang sebelumnya halal, Takbiratul Ihram sudah menjadi istilah dalam ibadah shalat. Hal ini tidak berbeda pada ihram haji atau kata-kata ihlal haji yang mengharamkan pada beberapa amalan. Oleh karena itu kita dilarang memulai ber-takbiratul ihram kecuali setelah benar-benar menghadap kiblat dan siap segala sesuatunya untuk menerima perubahan hukum beberapa amalan yang tadinya halal menjadi haram

Tiga sebutan satu amalan
Takbiratul ihram, takbiratul iftitah atau disebut juga takbiratul ula tetap maksudnya sama. Di sebut takbiratul iftitah karena ucapan takbir ini untuk memulai shalat, disebut takbiratul ula lantaran merupakan takbir pertama pada shalat yang akan diulangi dengan takbir takbir lainnya.

Wajib hukumnya memulai salat dengan takbiratul ihram bahkan tidak sah salat dimulai dengan bacaan lainnya, di dalam hadis diterangkan:

Dari Ali bin Abi Thalib r.a. dari Nabi saw. , ia bersabda, "Kunci (pembuka) salat itu bersuci, pengharamnya takbir dan penghalalnya adalah salam. H.R. Al Khamsah kecuali At Tirmizi

Lebih tegas lagi hadis yang memerintahkan memulai salat dengan takbir, jika bebar-benar telah menghadap kiblat. Dan dalam hal ini Rasulullah saw tidak mencontohkan bacaan lain, apapun yang panjang bahkan yang pendek.

Dari Abu Hurairah, ia mengatakan, “Rasulullah saw. telah bersabda, 'Jika kamu telah akan salat maka sempurnakan (ratakan) wudu kemudian menghadaplah ke kiblat dan langsung takbir. H.R.Muslim

Hadis-hadis ini tegas sekali membantah adanya bacaan-bacaan yang sering diamalkan, seperti ta'awwudz, basmalah apalagi melapadkan niat. Rasulullah saw. teah bersabda :Salatlah kamu sebagaimana kamu melihat aku salat. H.R.Ahmad dan Muslim

Mengangkat Kedua Tangan dan Kaifiyatnya

Mengangkat kedua tangan pada takbiratul ihram itu tinggi, yaitu kedua tangan diangkat sehinggga sejajar dengan pundak dan ujung jari sejajar dengan daun telinga. Marilah kita perhatikan keterangan-keterangan berikut :

Dari Abu Hurairah r.a. ia berkata, "Rasululah saw. apabila berdiri memulai salat, beliau mengangkat kedua tanganya tinggi". H.R.Al-Khamsah kecuali Ibnu Majah

Diterima dari Ibnu Umar, ia berkata, "Keadaan Rasulullah saw. apabila berdiri memulai salat, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan kedua pundaknya kemudian mengucapkan Allahu Akbar". H.R. Mutaafaq Alaih

Dari Malik bin Al Huwairis bahwa Rasulullah saw. apabila takbir, beliau mengangkat kedua tangannya sehingga sejajar dengan telinganya. H.R.Ahmad dan Muslim

Di dalam keterangan lain diterangkan bahwa Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya sehinggga mendekati kedua daun telinganya.

Dari Al Bara bin Azib bahwa Rasulullah saw. apabila memulai salatnya, ia mengangkat kedua tanganya mendekati kedua telinganya H.R.Abu Daud

Dengan keterangan ini dapatlah kiranya kami mengambil kesimpulan bahwa mengangkat kedua tangan pada waktu takbiratul ihram itu sejajar dengan pundak dan mendekati telinga. Dengan demikian kedua macam keterangan diamalkan secara bersamaan.

Dari Abu Huraerah r.a, bahwa Rasulullah saw. apabila takbir untuk salat, ia tidak merapatkan jari-jari tangannya H.R. At Tirmizi

Waktu Mengangkat Tangan dan Takbir

Tentang mengangkat tagan dan ucapan takbir terdapat tiga contoh Nabi saw.

1. Mengangkat tangan lebih dahulu dari pada takbir

Diterima dari Ibnu Umar r.a., ia mengatakan, "Keadaan Rasulullah saw. apabila berdiri memulai salatnya, ia mengangkat kedua tanganya sehinggga sejajar dengan kedua pundaknya kemudian mengucapkan Allahu Akbar". H.R. Mutaafaq Alaih

2. Mengucapkan takbir lebih dulu dari pada mengangkat kedua tangannya

Diterangkan oleh hadis riwayat Muslim dari Abu Qilabah ketika ia menyaksikan Sahabat Malik Bin Al-Huwairis yang sedang mempraktekkan salat Rasulullah yang ia saksikan sendiri

Dari Abu Qilabah bahwa ia melihat Malik bin Al-Huwairis : apabila salat ia takbir lalu mengangkat kedua tangannya. H.R.Muslim
3. (muqaranah) Mengangkat tangan bersamaan dengan ucapan takbirnya

Dari Wail bin Hujr, Sesungguhnya ia melihat Rasulullah saw. mengangkat kedua tangannya bersamaan dengan ucapan takbirnya. H.R. Ahmad dan Abu Daud

Kebanyakan ulama menyatakan lebih cenderung untuk mengamalkan cara takbir yang ketiga yaitu muqaranah. Mereka berpendapat demikian karena pada muqaranah didapatkan beberapa keutamaan, antara lain dinyatakan oleh Imam Asy-Syaukani pada kitab Nailur authar, Juz 2 hal : 185. yaitu secara bersamaan terikuti oleh makmum yang tidak melihat atau tidak mendengar bacaan imam.

Hikmah Mengangkat Kedua Tangan Pada Takbiratul Ihram
Terdapat beberapa hikmah pada mengangkat kedua tangan beserta takbiratul ihram mengucapkan Allahu akbar, antara lain :

- Memaha Agungkan Allah -disertai kesediaan yang tulus ikhlas mengikuti RasulNya.

- Agar terjadi pemasrahan kerelaan, ketentraman, kepatuhan, takubahnya tawanan perang yang mengangkat kedua tangannya sambil mengakui kekalahannya

- Untuk menyatakan hebat dan sakralnya setiap bacaan dan gerakan-gerakan salat. 

- Ada yang menyatakan bahwa itu untuk merupakan isyarat akan membuang segala kehidupan duniawi dan menerima seluruhnya akan salatnya, dan munajat kepada Tuhannya sebagaimana yang tercakup oleh kata takbir, maka serasilah antara perbuatan dan ucapan

Kesimpulan :

- Tidak sah salat tanpa takbiratul ihram

- Mengangkat kedua tangan pada takbiratul ihram hukumnya wajib

- Mengangkat kedua tangan sejajar dengan pundak mendekati telinga dengan jari-jari tidak dirapatkan

- Dapat memilih salah satu di antara tiga cara takbir dengan angkat tangannya.

Oleh: KH. Wawan Shafwan Shalehuddin
Postingan Lebih Baru
Postingan Lama
Langganan: Komentar (Atom)

Masjid As-Sunnah Coblong

Foto saya
Masjid As-Sunnah Coblong
Lihat profil lengkapku
Diberdayakan oleh Blogger.

Jadwal Waktu Shalat Kota Bandung

Popular Posts

  • Kajian Jum'at Ke-3
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Al-Fatihah
    Al Fatihah بِاِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيمِ#الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ#الرَّحْمَانِ الرَّحِيمِ#مَالِكِ يَوْمِ ال...
  • Kajian Jum'at Ke-4
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Kajian Sabtu Shubuh
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Profil Masjid
    Profil Masjid As-Sunnah Coblong Alamat : Jl. Sadang Luhur No. 1F RT.02/RW.15, Kel. Sekeloa, Kec. Coblong, Kota Bandung No. Kontak : (022...
  • Kajian Jum'at Ke-1
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN
    TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN Takbir adalah mengucapkan Allahu akbar yang artinya menyatakan dan mengakui keMaha Agu...
  • Kajian Jum'at Ke-2
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Memegang tangan kanan diatas tangan kiri
    MEMEGANGKAN TANGAN KANAN DI ATAS TANGAN KIRI Hukum Menyimpan Tangan Kanan di atas Tangan Kiri Dari Abu Hazim dari Sahl bin Saad, ia...
  • Shalat Tahiyyatul Masjid
    SHALAT TAHIYYATUL MASJID Tahiyyatul mesjid terdiri dari dua kata, yaitu tahiyyah dan mesjid. Tahiyyah artinya penghormatan. Sedangkan ...

Arsip Blog

  • ▼  2019 (10)
    • ▼  Februari (9)
      • Profil Masjid
      • Kajian Sabtu Shubuh
      • Kajian Jum'at Ke-4
      • Kajian Jum'at Ke-3
      • Kajian Jum'at Ke-2
      • Kajian Jum'at Ke-1
      • Al-Fatihah
      • Memegang tangan kanan diatas tangan kiri
      • TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN
    • ►  Januari (1)

Popular Posts

  • Kajian Jum'at Ke-3
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Al-Fatihah
    Al Fatihah بِاِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَانِ الرَّحِيمِ#الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ#الرَّحْمَانِ الرَّحِيمِ#مَالِكِ يَوْمِ ال...
  • Kajian Jum'at Ke-4
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Kajian Sabtu Shubuh
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Profil Masjid
    Profil Masjid As-Sunnah Coblong Alamat : Jl. Sadang Luhur No. 1F RT.02/RW.15, Kel. Sekeloa, Kec. Coblong, Kota Bandung No. Kontak : (022...
  • Kajian Jum'at Ke-1
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN
    TAKBIRATUL IHRAM dan MENGANGKAT KEDUA TANGAN Takbir adalah mengucapkan Allahu akbar yang artinya menyatakan dan mengakui keMaha Agu...
  • Kajian Jum'at Ke-2
    Bismillaahirrohmaanirrohiim Alhamdulillah di masjid As-Sunnah Coblong selalu ada kajian disetiap minggunya, yang diadakan setiap hari jum...
  • Memegang tangan kanan diatas tangan kiri
    MEMEGANGKAN TANGAN KANAN DI ATAS TANGAN KIRI Hukum Menyimpan Tangan Kanan di atas Tangan Kiri Dari Abu Hazim dari Sahl bin Saad, ia...
  • Shalat Tahiyyatul Masjid
    SHALAT TAHIYYATUL MASJID Tahiyyatul mesjid terdiri dari dua kata, yaitu tahiyyah dan mesjid. Tahiyyah artinya penghormatan. Sedangkan ...

Pages

  • Beranda
Copyright © 2015 Masjid As-Sunnah Coblong. All rights reserved. My Notes Template. Simple Default Template edited by RT Media ™. Powered by Login